Selasa, 15 November 2011

Tips Agar Kulit Kaki Tidak Pecah-Pecah

 Setiap kaki basah, keringkan dengan menggunakan handuk. Sisa air akan memicu kaki menjadi lembap.  Gunakan sepatu terbuka yang membuat kaki tetap “bernapas”.  Kenakan kaus kaki berbahan katun atau wol. Sebab, dua bahan tersebut paling mampu membuat kaki tetap kering.  Hindari penggunaan sepatu dua hari berturut-turut. Apalagi, bila kegiatan benar-benar padat dan membuat kulit kaki memproduksi keringat berlebih.  Ganti kaus kaki seiap hari. Bila perlu, dua kali sehari.  Angin-anginkan kaki ketika sepatu dan kaus kaki dilepas. Sebab, kaki yang lembap memicu bau tak sedap.

Foot’s Fact

 Ada sekitar 250.000 kelenjar keringat di masing-masing kaki. Total, diproduksi keringat hampir segelas setiap hari.  Kandungan keringat adalah air dan garam. Keringat yang dihasilkan telapak kaki sebenarnya tidak berbau. Bau kaki bersumber dari asam organik yang dihasilkan bakteri.  Bila keringat di kaki sangat berlebihan, langkah terakhir adalah simpatektomi. Itulah sebuah operasi pemotongan saraf yang memengaruhi kelenjar keringat. Harapannya, keringat di daerah kaki berhenti di produksi.

Jumat, 11 November 2011

Pecah-Pecah Pada Kulit Kaki

Bagi sebagian perempuan, kulit kaki yang pecah-pecah bisa dianggap sebagai problem serius. Maklum, meski kelihatannya sepele, itu bisa merusak penampilan. Banyak hal yang mengakibatkan kulit kaki pecah-pecah. Penanganannya tak cukup di olesi pelembap saja.
Setidaknya ada tiga hal yang membuat kulit kaki pecah-pecah. 1. Menurut dr. Marina Haroen SpKK, kulit kaki ditumbuhi jamur (Tinea pedis). Sama halnya dengan penyebab kaki berbau. Namun, kondisinya kronis, kulit sekitar telapak kaki mengeras. Itu berlanjut hingga bagian antar jari penghubung. Kulit yang mengeras tersebut akhirnya menjadi pecah-pecah.
Biasanya, ini terjadi karena kaki yang basah. Misalnya, akibat wudlu. Saat tergesa-gesa, kaki tak dikeringkan. Lama-kelamaan kaki akan ditumbuhi jamur. Ciri-cirinya, kalau bagian yang mengeras dan pecah-pecah itu disisik, keluar serbuk putih. Itu menjadi ciri khas serangan jamur kronis.
2. Kulit kaki yang mengalami alergi. Yang paling banyak adalah alergi sabun cuci. Ciri khasnya, kulit yang pecah-pecah hanya terjadi di bagian pinggiran kaki hingga tumit. Sebab, bagian itulah yang sering menapak lantai ketika mencuci.
Untuk membedakan dua penyebab tersebut bisa dites. Dengan cara mengerok bagian kulit yang mengeras dan diperiksakan ada elemen jamurnya. Gejala kaki pecah-pecah karena serangan jamur juga dialami orang yang menyebut kakinya mengalami kutu air.
Bila tak segera ditangani, dampaknya bisa bertambah parah. Tak hanya baunya yang ‘luar biasa’, luka bonyok pun muncul. Orang yang mengalami hiperhidrosis cenderung mudah dihinggapi jamur Tinea pedis ini. Karena itu, menjaga kebersihan menjadi kunci utamanya.
3. Hiperkeratotik eksema (kulit keras). Bukan kapalan, tapi kulitnya mengeras. Bisa di telapak tangan dan kaki.
Karena gejalanya yang hampir sama, lebih baik berobat ke dokter. Dokter yang akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis.
Jangan diobati sendiri. Kerap kita tahu orang yang tak sabaran hingga mengelupas bagian kulit yang mengeras itu dengan cara ditarik atau digunting. Tindakan itu sangat berbahaya.
Mengapa? Karena, gunting atau tangan kita tidak seteril sehinggadikhawatirkan menimbulkan luka baru di bagian tersebut. Apalagi ditarik dengan tangan. Menarik sekuat-kuatnya hingga lapisan bawahnya juga ikut terkelupas dan berdarah.
Tindakan tersebut juga meningkatkan resiko mengalami infeksi sekunder. Indikasinya, adanya tanda-tanda keradangan, nyeri, dan keluar nanah. Kalau sudah begitu, semakin sulit penyembuhannya.
Cara penyembuhannya disesuaikan dengan penyebabnya. Jika penyebabnya jamur, penderita diberi obat anti jamur.
Bila penyebabnya alergi, jauhi penyebabnya,yakni sabun cuci. Jangan gunakan sabun cuci itu lagi. Atau lindungi kaki agar tak tersentuh langsung dengan sabun cuci.
Kalau disebabkan hiperkeratotik eksema, dokter memberikan obat antikeratosis. Obat yang berupa krim tersebut dioleskan pada bagian kulit yang pecah-pecah. Tujuannya, memecah kulit yang mengeras dan pecah tadi. Salah satu bahan obatnya adalah asam salisilat 5-20%. Dokter akan meraciknya dan mencampurnya dengan bahan pelembap. Ini dioleskan pada malam hari.
Untuk kondisi keratosis, tak cukup bila hanya digunakan pelembap. Harus diberi antikeratosis untuk mengelupaskan bagian kulit yang mengeras. Setelah itu, baru diberi pelembap.

Plantar fasciitis

Plantar fasciitis (nyeri di bawah tumit kaki). Nyeri tersebut muncul jika tiba-tiba berdiri atau berjalan. Terutama, setelah posisi tidur atau istirahat. Hal itu disebabkan peregangan Plantar fascia saat posisi kaki pronasi (menapak seluruhnya di lantai). Nyeri dirasakan di bagian depan tumit dan sering menjalar ke seluruh kaki.
Lokasi Plantar fascia di bagian depan dan dalam calcaneus (tumit). Cara mengeceknya, jika di tempat itu ditekan lantas timbul nyeri, itu menunjukkan adanya Plantar fasciitis.
Dengan foto rontgen, terlihat spur atau tidak ada spur di calcaneus. Spur adalah penonjolan tulang yang terletak di antara Plantar fascia dan calcaneus. Ada atau tidak adanya spur akan berpengaruh pada terapi yang akan dijalani.
Ada beberapa latihan yang dilakukan untuk meredakan nyeri. Pertama, kaki jinjit hingga menimbulkan beban di tumit selama 5-10 menit. Selanjutnya, dilakukan peregangan pada telapak kaki sebelum berdiri atau berjalan.
Ada cara lain yang bisa dilakukan. Salah satunya, menambahkan sol karet di bawah heel (tumit). Atau, dibuatkan lubang di sol sepatu atau sandal yang dipakai penderita. Injeksi kortison dan haemocaine pada area yang nyeri. Tentu langkah terakhir dilakukan dokter.

Tinea pedis

Tinea pedis (jamur dikaki) memang patut ‘diperangi”. Sebab, jamur tersebut membuat kaki jadi bau. Faktor lain yang membuat kaki bau adalah sepatu dan kaus kaki yang membuat kaki tidak ‘bernapas’ atau sepatu yang lembab akibat hujan. Penyebab lainnya adalah keringat yang berlebihan.
Ada tiga bentuk kaki yang berbau akibat Tinea pedis. Pertama, intertrignosa. Kaki terlihat basah dan bersisik. Selain itu, terdapat luka di sela-sela jari. Biasanya, luka akan terasa nyeri jika disentuh. Infeksi dimulai dari sela jari keempat sampai kelima.
Bentuk kedua adalah vesikular akut. Tandanya, terdapat gelembung yang berisi air dan nanah. Lokasinyaterdapat pada kulit telapak kaki bagian tengah.
Ketika gatal muncul,kebanyakan orang akan menggaruk bagian tubuh yang gatal. Padahal, tindakan itu justru mengakibatkan luka. Di kulit yang terluka sekaligus lembap tersebut bisa tumbuh jamur. Akibatnya, setelah luka mengering, tampak gangguan kulit di sekitarnya. Makin lama,perubahan kulit tersebut makin lebar.
Itu adalah ciri khas penyakit kulit yang disebabkan jamur. Penyakit tersebut sangat mudah menyebar ke daerah sekitar. Penyebaran jamur makin parah bila kulit terus-menerus lembap.
Bentuk Tinea pedis yang paling parah adalah moccasin foot. Kulit seluruh kski (telapak, tepi, dan punggung kaki) menebal serta bersisik. Terdapat kemerahan pada bagian tepi kaki yang sakit. Tinea pedis yang parah bahkan menyerang dan merusak kuku.
Bila bagian kulit mati tersebut dibersihkan, akan terlihat kulit baru yang umumnya juga diserang jamur. Jika kondisi tersebut tidak ditangani, penderita akan minder. Sebab, bau yang muncul makin menyengat. Bahkan, dari jarak jauh pun, baunya terhirup. Pengobatannya juga tambah lama. Sebab, Tinea pedis pasti sudah menyebar ke seluruh kaki.